Smelly Hair Syndrome

[marina]

Riasan sudah maksimal, tampilan busana pun sangat rapi. Tapi, kesan terawat ini sekejap bisa hilang, jika kulit kepala mengeluarkan bau tak sedap, bahkan sangat menyengat. Gangguan ini disebut Smelly Hair Syndrome (SHS).

Suatu kondisi yang bukan disebabkan rambut kotor dan membuat penderitanya kehilangan rasa percaya diri. Berbagai usia bisa mengalaminya serta dipicu oleh banyak faktor. Tapi, yang paling utama adalah produksi minyak di kulit kepala.
 
"Ada kelenjar sebaceous yang melekat pada setiap folikel rambut dan menghasilkan minyak. Semakin rambut berminyak, cenderung mudah jadi berbau ditambah polutan dari lingkungan, seperti asap dan aroma kuat lainnya, yang akan membuatnya jadi sangat berbau," kata Glenn Lyons, direktur klinis di Klinik Philip Kingsley Trichological seperti dilansir Daily Mail. 

Kulit kepala tidak hanya terdapat kelenjar minyak, tetapi juga dipadati kelenjar keringat. Sama seperti ketika seseorang aroma tubuhnya lebih kencang. Kulit kepala beberapa orang lebih rentan terhadap kondisi kulit berminyak dan bau.

"Jika Anda memiliki rambut yang kasar, cenderung akan menyerap lebih banyak minyak. Tapi, yang memiliki rambut halus juga memiliki risiko SHS yang sama," ujar Lyons. 

Ia menyarankan untuk mencuci rambut setiap hari guna menjaga kulit kepala tetap bersih. Usahakan untuk membuatnya selalu dalam keadaan dingin. Coba gunakan sampo yang mengandung obat anti-jamur serta bahan anti-bakteri. Hindari sampo dan kondisioner yang memiliki sifat pelembap.
 
Perbanyak minum air putih untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik dan tak mudah berkeringat. Hindari minuman berkafein, karena kafein meningkatkan suhu tubuh. Kurangi juga konsumsi makanan pedas yang mengandung zat capsaicin (banyak terdapat pada cabai).
 
Zat tersebut membuat tubuh panas dan berkeringat. Kelenjar minyak dan keringat di kulit kepala bisa memproduksi secara berlebihan dan risiko munculnya bau tak sedap jadi lebih tinggi.