B-CORNERZ
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Search
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Miracle Multi Language
Latest topics
» Ketahui Cara Minum Kopi yang Benar
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyWed Sep 23, 2015 3:46 pm by miracle

» Rollaas Macadamian Nuts
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyTue Sep 15, 2015 4:09 pm by dstations

» Belanja di Mal Terbesar Manila
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptySat Aug 29, 2015 6:56 pm by vertical

» Metro Resort Pratunam - Bangkok, Thailand
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyMon Aug 17, 2015 10:10 pm by vertical

» 10 Wisata Gratis di Tokyo
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyFri Jul 24, 2015 10:00 pm by vertical

» SIM CARD di Thailand
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyFri Jul 17, 2015 9:38 pm by vertical

» Berkah Bilih Danau Singkarak
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyMon Jun 15, 2015 9:01 pm by hestijunianatha

» 12 Tempat Wisata di Sekitar Jakarta
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyMon Jun 15, 2015 8:56 pm by hestijunianatha

» Benteng Terluas di Dunia Ada di Buton
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi EmptyMon Jun 15, 2015 8:52 pm by hestijunianatha

Miracle Mailing List

Enter your email address:

Toko Online
BEE LA VISTA TRAVEL

Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi

Go down

Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi Empty Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi

Post  dstations Sun Mar 13, 2011 6:30 pm

Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi 03c57c43423ea08a410af1c2fe01a3f8
Gangguan kesehatan tak selalu identik dengan kekurangan gizi, tapi juga kelebihan gizi. Keduanya sama-sama berdampak negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup manusia. Itulah yang kini menjadi fokus perhatian sejumlah pakar kesehatan di Indonesia.

Ahli gizi sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof Soekirman, SKM, MPS-ID, PhD, mengatakan, kekurangan dan kelebihan gizi umumnya terjadi akibat perubahan pola makan yang tidak bergizi seimbang.

Kekurangan gizi ditandai dengan lambatnya pertumbuhan tubuh (terutama pada anak), daya tahan tubuh rendah, kurangnya tingkat intelegensia (kecerdasan), dan produktivitas yang rendah. Ini terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan.

Sementara kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan berat badan. Ini jelas memperbesar risiko munculnya berbagai penyakit kronis degeneratif, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Kondisi ini terjadi karena asupan gizi melebihi kebutuhan.

Perlahan, masyarakat Indonesia mungkin sudah bisa lepas dari persoalan kekuarangan gizi. Yang terjadi justru memasuki masa transisi dari persoalan kurang gizi ke kelebihan gizi. Bahkan, masalah kelebihan gizi mulai menimpa masyarakat kelas ekonomi rendah.

Artinya, mereka dengan tingkat ekonomi rendah, bukan tak mungkin menderita penyakit kronis degeneratif seperti jantung. "Ini bisa lebih memberi beban ekonomi pada mereka,” kata Soekirman, di sela-sela acara 'Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang', Kamis, 27 Januari 2011.

Gemuk tak lagi menjadi simbol kemakmuran. Salah satu pemicunya adalah kehadiran junk food yang dangat terjangkau masyarakat kalangan bawah. Konsumsi makanan ini sangat buruk bagi kesehatan, apalagi jika tak diimbangi dengan olahraga seimbang.

Demikian pula masalah kekurangan gizi, yang bisa menimpa kalangan menengah ke atas. Umumnya terjadi akibat buruknya sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang potensial memicu penyakit infeksi seperti diare dan ISPA. Dan, mereka yang sering terkena infeksi potensial menderita kekurangan gizi.

Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan memahami dan mempraktekkan pola makan bergizi seimbang. Caranya, konsumsi makanan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis.

Memperhatikan variasi makanan juga penting, selain menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin, mengontrol berat badan, dan menjaga kebersihan diri. "Berbeda dari prinsip empat sehat lima semprna, yang hanya memperhatikan prinsip variasi makanan, tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis."

Data status gizi berdasar riset kesehatan dasar 2010 di Indonesia menunjukkan, balita bertubuh kurus sebanyak 13,3 persen, dan balita bertubuh gemuk 14 persen. Lalu, anak 6-12 tahun, yang mengalami kegemukan 9,2 persen dan yang kurus 12,2 persen.

Sementara anak 13-15 tahun yang bertubuh gemuk mencapai 2,5 persen, dan yang kurus 10,1 persen. Anak 16-18 tahun yang bertubuh gemuk 1,4 persen dan yang kurus 8,9 persen. Sedangkan orang dewasa 18 tahun ke atas yang bertubuh gemuk 21,7 persen dan yang kurus 12,6 persen.
dstations
dstations

Jumlah posting : 188
Join date : 2010-10-18

http://d-stations.com

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum