Search
Miracle Multi Language
Latest topics
Miracle Mailing List
Toko Online
BEE LA VISTA TRAVEL
Tembakan Jitu gaya Akhir tahun
Page 1 of 1
Tembakan Jitu gaya Akhir tahun
BILA ada waktu yang paling tepat untuk berbelanja, itu adalah akhir tahun. Mengapa? Karena menjelang tahun berganti, semua label mode akan menggelar saleakhir tahun untuk menggenjot penjualan.
Di dunia mode, merek bukanlah sekadar nama, melainkan telah menjelma menjadi penunjang gaya hidup, bahkan simbol status pemakainya. Sebut saja barisan merek kenamaan seperti Yves Saint Laurent, Versace, Gucci, Louis Vuitton, atau Prada, yang identik dengan citra glamor dan kemewahan. Demikian pula dengan pemakainya yang akan langsung terlabeli sebagai orang berduit. Bagaimanapun untuk mendapatkan sejumlah merek tersebut, pastilah harus merogoh kantong dalam-dalam akibat harganya yang selangit.
Namun, sebenarnya, bagi kaum berpunya, bukan hanya itu yang melingkupi sebuah merek, melainkan kualitas dan citra yang dipancarkan. Namun, bukan berarti label mode tersebut hanya akan menjadi milik mereka yang berkantong tebal. Apalagi didorong dengan terpukulnya kaum elite akibat resesi global yang membuat mereka harus mengencangkan ikat pinggang dan berhati-hati dalam berbelanja. Hal itu jelas berimbas pada anjloknya penjualan sejumlah label mode eksklusif yang memaksa mereka mengeluarkan strategi baru, mulai penawaran khusus hingga potongan harga.
Pada saat pasar eksklusif melemah, konsumen kelas menengah mengambil alih. Mereka melihat kesempatan emas untuk memiliki barang bermerek dengan harga miring. Produsen dan pemasar pun jeli melihat celah akan simbol status yang bisa dibawa sebuah label mode dan kesempatan pasar untuk menjual produk bermerek dengan harga yang lebih terjangkau tanpa mengurangi gengsi label mode itu sendiri. Tak perlu waktu lama, sejumlah label mode mewah pun mengeluarkan label tersier ataupun capsule collection yang dengan segera diserbu konsumen.
“Sekarang ini masyarakat lebih memilih kualitas dan desain yang klasik ketimbang sesuatu yang seasonal,” ujar buyerasal Dallas, Vinita Schroeder, seperti dilansir Reuters. “Buyer pun akan lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih produk, bukan hanya dari segi kualitas, juga kualitas,” lanjutnya.
Pada akhir tahun, peluang penjualan pun semakin tinggi. Masa liburan yang didorong dengan festive season dari Natal dan Tahun Baru tentu akan menjadi stimulan yang bagus bagi penjualan. Karenanya, tidak heran bila pusat perbelanjaan menggenjot minat belanja dengan berbagai penawaran menarik, seperti halnya pesta diskon melalui midnight shopping. Bukan hanya pusat perbelanjaan, sale pun menjadi “senjata” sejumlah label mode eksklusif pada akhir tahun untuk menarik pembeli. Istilahnya, branded sale. Tanpa ragu, sejumlah label mode memberikan iming-iming diskon besar, bahkan hingga 70 persen.
Sebut saja Versace yang memberikan penawaran khusus bagi para konsumen setianya. “Kami melakukan penawaran khusus dengan kisaran harga antara 5.000-7.000 euro untuk gaun atau tas seharga 1.700-2.300 euro,” ujar juru bicara Versace, sembari menyebutkan penawaran khusus dalam private sale itu dilakukan di St Moritz.
Di Amerika, year end sale bahkan sudah menjadi langganan para konsumen dan selalu dinanti. Bila biasanya Saks, leading department store di New York, menawarkan sale hanya sampai 40 persen, maka untuk year end sale, Saks Fifth Avenue menawarkan diskon besar-besaran hingga 75 persen untuk koleksi musim gugur dan musim dingin 2009-2010 dan persiapan menyambut liburan.
CEO Saks Stephan Sadove mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan realita ekonomi ketika konsumen membutuhkan insentif untuk membelanjakan uangnya, dan sale menjadi penawaran yang menggiurkan. “Kami harus melakukan sesuatu dengan kondisi seperti ini, dan strategi kami adalah dengan melakukan year end sale yang terbukti selalu sukses,” sebut Sadove dalam wawancaranya dengan New York Times.
Penawaran sale Saks pun bukan main-main. Sejumlah label mode eksklusif yang menjadi tenant di department store tersebut, termasuk Missoni, hingga koleksi desainer muda seperti Chris Benz, turut menghadirkan penawaran yang tidak mungkin ditolak konsumen. Tidak hanya Saks, pesta diskon akhir tahun ini juga ditawarkan Bergdorf Goodman, Neiman Marcus, dan Nordstorm.
Indonesia pun tak terlepas dari branded sale pada akhir tahun. Pusat-pusat perbelanjaan eksklusif dari Senayan City, Pacific Place, Plaza Indonesia, hingga Grand Indonesia Shopping Town menggelar parade belanja dengan tawaran diskon yang menggiurkan dari berbagai label mode eksklusif yang menjadi tenant-nya.
Tentu saja hal itu meningkatkan gairah belanja konsumen yang akan merasa diuntungkan karena membeli produk bermerek dengan harga relatif lebih murah. Apalagi konsumen bisa mendapatkan berbagai bonus menarik yang ditawarkan mal di pusat Jakarta itu.
Di dunia mode, merek bukanlah sekadar nama, melainkan telah menjelma menjadi penunjang gaya hidup, bahkan simbol status pemakainya. Sebut saja barisan merek kenamaan seperti Yves Saint Laurent, Versace, Gucci, Louis Vuitton, atau Prada, yang identik dengan citra glamor dan kemewahan. Demikian pula dengan pemakainya yang akan langsung terlabeli sebagai orang berduit. Bagaimanapun untuk mendapatkan sejumlah merek tersebut, pastilah harus merogoh kantong dalam-dalam akibat harganya yang selangit.
Namun, sebenarnya, bagi kaum berpunya, bukan hanya itu yang melingkupi sebuah merek, melainkan kualitas dan citra yang dipancarkan. Namun, bukan berarti label mode tersebut hanya akan menjadi milik mereka yang berkantong tebal. Apalagi didorong dengan terpukulnya kaum elite akibat resesi global yang membuat mereka harus mengencangkan ikat pinggang dan berhati-hati dalam berbelanja. Hal itu jelas berimbas pada anjloknya penjualan sejumlah label mode eksklusif yang memaksa mereka mengeluarkan strategi baru, mulai penawaran khusus hingga potongan harga.
Pada saat pasar eksklusif melemah, konsumen kelas menengah mengambil alih. Mereka melihat kesempatan emas untuk memiliki barang bermerek dengan harga miring. Produsen dan pemasar pun jeli melihat celah akan simbol status yang bisa dibawa sebuah label mode dan kesempatan pasar untuk menjual produk bermerek dengan harga yang lebih terjangkau tanpa mengurangi gengsi label mode itu sendiri. Tak perlu waktu lama, sejumlah label mode mewah pun mengeluarkan label tersier ataupun capsule collection yang dengan segera diserbu konsumen.
“Sekarang ini masyarakat lebih memilih kualitas dan desain yang klasik ketimbang sesuatu yang seasonal,” ujar buyerasal Dallas, Vinita Schroeder, seperti dilansir Reuters. “Buyer pun akan lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih produk, bukan hanya dari segi kualitas, juga kualitas,” lanjutnya.
Pada akhir tahun, peluang penjualan pun semakin tinggi. Masa liburan yang didorong dengan festive season dari Natal dan Tahun Baru tentu akan menjadi stimulan yang bagus bagi penjualan. Karenanya, tidak heran bila pusat perbelanjaan menggenjot minat belanja dengan berbagai penawaran menarik, seperti halnya pesta diskon melalui midnight shopping. Bukan hanya pusat perbelanjaan, sale pun menjadi “senjata” sejumlah label mode eksklusif pada akhir tahun untuk menarik pembeli. Istilahnya, branded sale. Tanpa ragu, sejumlah label mode memberikan iming-iming diskon besar, bahkan hingga 70 persen.
Sebut saja Versace yang memberikan penawaran khusus bagi para konsumen setianya. “Kami melakukan penawaran khusus dengan kisaran harga antara 5.000-7.000 euro untuk gaun atau tas seharga 1.700-2.300 euro,” ujar juru bicara Versace, sembari menyebutkan penawaran khusus dalam private sale itu dilakukan di St Moritz.
Di Amerika, year end sale bahkan sudah menjadi langganan para konsumen dan selalu dinanti. Bila biasanya Saks, leading department store di New York, menawarkan sale hanya sampai 40 persen, maka untuk year end sale, Saks Fifth Avenue menawarkan diskon besar-besaran hingga 75 persen untuk koleksi musim gugur dan musim dingin 2009-2010 dan persiapan menyambut liburan.
CEO Saks Stephan Sadove mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan realita ekonomi ketika konsumen membutuhkan insentif untuk membelanjakan uangnya, dan sale menjadi penawaran yang menggiurkan. “Kami harus melakukan sesuatu dengan kondisi seperti ini, dan strategi kami adalah dengan melakukan year end sale yang terbukti selalu sukses,” sebut Sadove dalam wawancaranya dengan New York Times.
Penawaran sale Saks pun bukan main-main. Sejumlah label mode eksklusif yang menjadi tenant di department store tersebut, termasuk Missoni, hingga koleksi desainer muda seperti Chris Benz, turut menghadirkan penawaran yang tidak mungkin ditolak konsumen. Tidak hanya Saks, pesta diskon akhir tahun ini juga ditawarkan Bergdorf Goodman, Neiman Marcus, dan Nordstorm.
Indonesia pun tak terlepas dari branded sale pada akhir tahun. Pusat-pusat perbelanjaan eksklusif dari Senayan City, Pacific Place, Plaza Indonesia, hingga Grand Indonesia Shopping Town menggelar parade belanja dengan tawaran diskon yang menggiurkan dari berbagai label mode eksklusif yang menjadi tenant-nya.
Tentu saja hal itu meningkatkan gairah belanja konsumen yang akan merasa diuntungkan karena membeli produk bermerek dengan harga relatif lebih murah. Apalagi konsumen bisa mendapatkan berbagai bonus menarik yang ditawarkan mal di pusat Jakarta itu.
marina- Jumlah posting : 224
Join date : 2010-03-31
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Wed Sep 23, 2015 3:46 pm by miracle
» Rollaas Macadamian Nuts
Tue Sep 15, 2015 4:09 pm by dstations
» Belanja di Mal Terbesar Manila
Sat Aug 29, 2015 6:56 pm by vertical
» Metro Resort Pratunam - Bangkok, Thailand
Mon Aug 17, 2015 10:10 pm by vertical
» 10 Wisata Gratis di Tokyo
Fri Jul 24, 2015 10:00 pm by vertical
» SIM CARD di Thailand
Fri Jul 17, 2015 9:38 pm by vertical
» Berkah Bilih Danau Singkarak
Mon Jun 15, 2015 9:01 pm by hestijunianatha
» 12 Tempat Wisata di Sekitar Jakarta
Mon Jun 15, 2015 8:56 pm by hestijunianatha
» Benteng Terluas di Dunia Ada di Buton
Mon Jun 15, 2015 8:52 pm by hestijunianatha