Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Mbak Tutut Pasrah Saja

[dstations]

Hampir tiga tahun almarhum Soeharto meninggalkan duniawi. Mantan Presiden RI ke-2 itu tutup usia pada 27 Januari 2008 lalu. Banyak kenangan dan jasanya kepada negeri ini. Hingga akhirnya muncul wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada mantan penguasa Orde Baru tersebut. Namun, wacana itu juga tidak berjalan mulus. Banyak pro dan kontra.
Namun menanggapi hal itu, pihak keluarga Soeharto mengaku pasrah dan menyerahkan semuanya kepada pihak berwajib, dalam hal ini pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri.
"Kami dari keluarga menyerahkan semuanya pada yang di Atas dan pemerintah bagaimana baiknya. Dan tentu yang menilai itu kan masyarakat, bukan dari keluarga. Jadi masyarakat yang menilai, pihak berwajib yang menilai, semua kalangan menilai," kata putri Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, Kamis (21/10) malam.
"Adapun kalau diberi gelar Pahlawan ya maturnuwun. Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih. Kami semua serahkan kepada kebijaksanaan yang berwajib," sambung wanita yang akrab disapa Mbak Tutut ini.
Ditemui di acara 1.000 hari meninggalnya Soeharto yang digelar di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Mbak Tutut mengaku sangat senang melihat banyaknya masyarakat yang menghadiri acara itu. Ia dan keluarga pun tak ketinggalan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada mereka yang datang.
"Ya, kami sekeluarga melihat begitu banyak yang datang, banyak perhatian masyarakat terhadap Bapak sehingga kami sangat merinding. Karena itu, terima kasih sekali atas semua perhatian masyarakat, dan semoga Allah membalas berlipat ganda," kata Mbak Tutut.
Ditambahkannya, kehadiran masyarakat ini tak luput dari rasa kangen mereka terhadap Bapak Pembangunan Indonesia tersebut. "Ya, Bapak memang bapaknya mereka, jadi mereka kangen ya," pungkas kakak kandung Tommy Soeharto ini.